Searching Engine

Kamis, 22 Februari 2018

BI : Siklus Krisis Ekonomi 10 Tahunan Tak Relevan

Pernyataan bahwa siklus krisis ekonomi di Indonesia akan terjadi setiap 10 tahun sekali tidak relevan jika melihat solidnya kondisi ekonomi saat ini. Hal itu seperti dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Menurut Agus di Jakarta, Rabu (21/2), fundamental perekonomian saat ini dalam kondisi baik.
Ia mengatakan pemerintah serta regulator di industri keuangan juga memiliki orientasi sikap yang sejalan untuk mengedepankan stabilitas perekonomian. "Stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi Indonesia saat ini begitu kuat. Seperti fundamental ekonomi kita. Semua menunjukkan kondisi yg baik," ujar dia usai memberikan kuliah umum di STIE Perbanas.
Indonesia pernah dilanda krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir yakni 1998 dan 2008. Pada 2018, Indonesia akan melewati tahun dengan padatnya agenda politik, yang dinilai akan memberikan dampak terhadap roda perekonomian.
Agus mengatakan Indonesia juga saat ini sudah lebih siap untuk menghadapi tekanan ekonomi karena memiliki protokol pencegahan krisis sesuai Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK). "Kita juga memiliki sumber data yang baik. Kita juga punya sistem dan peraturan untuk kehati-hatian dalam mengambil pinjaman ke luar negeri. Jadi ini yang buat sistem ketahanan kita berjalan baik," ujarnya.
Terkait masifnya agenda politik praktis tahun ini, Agus mengatakan Indonesia sudah berpengalaman untuk melewati dinamika politik. Pada tahun ini, Indonesia akan menggelar 171 Pemilihan Kepala Daerah dan besiap untuk Pemilihan Presiden pada 2019. "Indonesia sudah bisa memisahkan agenda politik dan stabilitas perekonomian," kata Agus, seraya menambahkan bahwa BI akan tetap menjadi lembaga independen dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Hingga akhir Februari 2018 indikator ekonomi Indonesia, kata Agus, terjaga baik. Inflasi sebesar 3,25 persen (yoy) per Januari 2018, cadangan devisa 131,9 miliar dolar AS per Januari 2018, kurs rupiah Rp13.573 per dolar AS, serta pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07 persen (yoy).
Penagamat Ekonomi Edy Suandi Hamid mengingatkan pemerintah bahwa target pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,4 persen bisa meleset. Diprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 5,3 persen. “Berat mencapai target. Tiga tahun terakhir kenaikannya hanya sekitar 0,1 persen,” kata Edy.
Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia ini mengatakan tahun politik bisa memberi manfaat positif dan negatif. Manfaat positifnya, ekonomi bisa tumbuh melalui belanja partai politik. Sedangkan efek negatifnya ada pada sisi investasi. Investor akan wait and see, menunggu keamanan dan risiko yang lain terkait dengan investasi yang ditanam.
Adapun isu mengenai siklus krisis ekonomi setiap 10 tahun merujuk pada krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008. Penyebab utama krisis 1998 adalah nilai tukar mata uang, terutama di Asia, yang tidak fleksibel, juga tidak ada sinkronisasi terhadap kurs dan capital inflow (arus modal masuk). Sedangkan penyebab krisis 2008 salah satunya akumulasi dari risiko perkembangan teknologi.
Menurut ekonom Bank Dunia, Frederico Bil Sander, tidak ada siklus seperti itu, apalagi sampai mengancam Indonesia pada tahun mendatang. Frederico menilai kondisi Indonesia saat ini sudah jauh membaik dibanding saat krisis 1998 dan 2008.
Frederico mengatakan fondasi makroekonomi Indonesia saat ini sangat kuat. Pemerintah Indonesia, menurut dia, telah punya cukup persiapan untuk menghadapi potensi krisis. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya level ekspor setelah perbaikan nilai komoditas. “Level konsumsi yang sempat menurun pada paruh pertama 2017 mulai meningkat pada kuartal ketiga 2017, sekitar 5,5 persen (qoq)” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro juga mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih solid dan kuat dibanding ketika terjadi krisis ekonomi, baik pada 1998 maupun 2008. “Saya sih lihat kalau itu enggak adasiklus-siklusan. Kalau lihat sekarang ini dengan kejadian tahun 1998 dan 2008, orang sudah banyak belajar ya, semua orang lebih hati-hati,” ucap Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar